Pada hari Sabtu (4/10), pihak Mesir telah menemukan setidaknya tiga dari terowongan bawah tanah tersebut dan menahan sejumlah besar bahan bakar yang akan diseludupkan melalui terowongan tersebut.
Sebuah sumber mengatakan bahwa ada sekitar 6.000 jiwa Palestina yang bekerja untuk sebuah industri, dan membutuhkan bahan bakar tersebut untuk beroperasi. Pabrikan industri tersebut bekerja dibawah pengawasan Hamas.
Ehab Gheissen, seorang juru bicara Hamas, mengatakan adalah hak bangsa Palestina untuk menggunakan segala cara untuk tetap dapat bertahan hidup di tengah blokade Israel terhadap wilayah tersebut. Menurutnya, hak ini termasuk menyeludupkan berbagai kebutuhan hidup bangsa Palestina, dan pihak Hamas mengawasi semua barang yang masuk melalui terowongan tersebut.
Sebelumnya, terowongan tersebut digunakan untuk menyeludupkan persenjataan yang diperlukan untuk melakukan perlawanan terhadap pendudukan Israel di tanah Palestina. Namun dengan adanya blokade dari Israel, terowongan tersebut berubah fungsi dan digunakan untuk menyeludupkan berbagai kebutuhan hidup untuk rakyat Palestina.
Keterbatasan persediaan kebutuhan hidup telah menyebabkan harga pokok produksi dari beberapa barang naik hingga jutaan dolar. Dan terowongan tersebut menjadi sebuah jawaban untuk rakyat Palestina untuk tetap bertahan hidup.
Terowongan bawah tanah tersebut digunakan untuk menyeludupkan berbagai obat-obatan, pakaian, dan berbagai bahan makanan. Walaupun demikian, kebutuhan hidup untuk 1,6 juta jiwa masih teramat susah untuk dipenuhi.
Namun betapapun terowongan bawah tanah ini menjadi sebuah sumber penghidupan rakyat Palestina, nyawa tetap menjadi taruhan keitka melalui terowongan ini. Menurut laporan PBB setidaknya ada sekitar 45 nyawa telah melayang ketika melalui terowongan ini. Ditambahkan, hingga kini 85% rakyat Palestina hidup dengan ketergantungan dari bantuan kemanusiaan dan angka pengangguran telah mencapai 45%.
No comments:
Post a Comment